Latest Movie :
Recent Movies

Film Soegija


Pada tahun 1943, Belanda dipukul mundur oleh Jepang. Warga Indonesia yang kala itu menyambut hangat kedatangan Saudara Tua, kecele. Ternyata Jepang tak kalah bengisnya dari penjajah Negeri Kincir Angin. Bahkan mereka menculik para perempuan. Termasuk seorang ibu muda (Olga Lydia) yang dipisahkan dari anaknya, Ling Ling (Andrea Reva).

Selama masa penjajahan, Uskup Soegija ikut berperang dengan memberi semangat serta rasa aman. Tidak untuk umat Katolik saja, tapi juga tentara, korban perang, dan para perawat. Dia juga melakukan usaha diplomasi melawan penjajah melalui surat ke Vatikan, Roma. Memindahkan keuskupan dari Semarang ke Yogyakarta bersamaan dengan migrasinya ibu kota Indonesia dari Jakarta ke daerah istimewa itu. Dan berkatnya, Rumah Sakit St. Carolus dapat terus merawat warga serta tentara yang terluka.

Garin memang tak membuat film murni biografi yang menyuruh kamera terus-menerus menyorot sosok Soegija (Nirwan Dewanto). Dia membuat film Soegija menjadi ringan dengan cara bercerita dari orang-orang di sekeliling sang Uskup. Dengan begitu, penonton bisa mengerti sosok Soegija dari pengaruhnya terhadap lingkungan di sekitarnya. Dan bagi orang awam yang tak mengerti siapa Soegija, film ini bisa menjadi cerita perang kemerdekaan Indonesia. Jadi bukan sekadar film sejarah, tapi juga sebuah hiburan.

Soegija tak seperti film Garin terdahulu yang cuma dimengerti segelintir orang atau hanya pantas untuk diikutkan festival. Seperti Daun di Atas Bantal, Puisi Tak Terkuburkan, Rembulan di Ujung Dahan, dan Aku Ingin Menciummu Sekali Saja. “Soegija memang film pertobatan saya,” kata Garin. “Film ini bisa ditonton siapa saja di atas usia kelas lima sekolah dasar.”

Secara naskah, bukan Garin namanya kalau tidak membuat jalan cerita yang menarik. Meski titik cerita ada pada Uskup Soegija, sosok yang seharusnya serius, Garin bisa membuat film ini sarat lelucon. Apalagi Garin menggunakan Butet Kartaredjasa sebagai tangan kanan Soegija. Tambah menarik lagi, Garin tidak menggunakan “Londo Depok” sebagai pemeran tentara. Prajurit Belanda dan Jepang dia datangkan langsung dari negeri aslinya. Jadi si pemain benar-benar fasih melafalkan dialog film yang menggunakan enam bahasa itu.

Untuk musik, Djaduk Ferianto tidak hanya menyuguhkan lagu sebagai latar adegan. Dia juga memberikan sejumlah babak yang menunjukkan kelompok penyanyi, grup musik, pemetik ukulele, serta fotografer Hendrick yang menyanyikan lagu-lagu Belanda.

Yang unik, ada satu adegan serupa dengan babak di film Titanic. Yakni waktu grup musik memainkan lagu di dekat pematang sawah untuk menyemangati para pengungsi. Tiba-tiba, tak jauh dari mereka, bom-bom yang dijatuhkan pesawat Jepang meledak. Namun semua personel bergeming, tetap memainkan alat musik mereka. Heroik. Seperti waktu Titanic akan tenggelam, grup orkestra tetap bermain musik.

Soegija, film yang menarik ditonton. Tidak perlu mengerti sastra atau sejarah untuk menyaksikannya. Cukup suka menonton film, siapa pun bisa mengikuti jalan cerita Soegija. Dan film ini sudah bisa disaksikan di bioskop sejak 7 Juni 2012.

DI TIMUR MATAHARI


Di timur matahari
Pagi itu seperti pagi hari biasanya... Matahari terbit di timur menyinari pulau ini... Papua, pulau paling timur dari Indonesia, dimana cahaya matahari selalu meneranginya terlebih dahulu... Namun, tidak bagi Mazmur, Thomas dan teman-temannya. Pagi itu mereka masih menunggu kedatangan cahaya itu, cahaya yang akan menerangi mereka dari gelapnya kebodohan... Tapi seperti hari-hari yang telah berlalu cahaya itu tak kunjung datang... GURU!

Mazmur setiap hari selalu menunggu kedatangan guru pengganti di sebuah lapangan terbang tua, satu-satunya

penghubung kampung itu dari kehidupan diluar sana, kampung mereka berada di daerah pegunungan tengah Papua, daerah yang cukup sulit untuk dijangkau. Pagi itu ia memandang penuh harap kelangit, semoga hari itu ada pesawat yang datang dan membawa guru pengganti karena sudah 6 bulan tak ada guru yang mengajar, setelah Mazmur melempar pandangannya kepada Bapak Yakob, seorang pria berumur yang masih menjaga tradisi, dan dari Bapak Yakob, Mazmur tahu guru tidak juga datang... Diapun berlari kesekolah dan memberi kabar kepada teman-temannya, Thomas, Yokim,Agnes dan Suryani yang dengan setia selalu menunggu kabar itu..."Guru pengganti belum datang, kita menyanyi saja"...

Kembali kalimat itu yang keluar dari mulut Mazmur... Karena guru tidak pernah datang akhirnya ke lima anak ini mencari pelajaran di alam dan lingkungan sekitar... Lewat pendeta Samuel, ibu dokter Fatimah, om Ucok dan om Jolex mereka mendapatkan banyak pengetahuan.

Namun sebuah kejadian mengubah semua itu, Ayah Mazmur terbunuh oleh Joseph, ayah dari Agnes, dan paman dari Yokim dan Suryani... Pertikaian antar kampung tak bisa dihindari. Kabar kematian Blasius ayah Mazmur sampai kepada Michael, adik dari Blasius yang sejak kecil diambil oleh mama Jawa yang tinggal dan belajar di Jakarta, Michael terpukul mendengar itu, bersama Vina istrinya, dia memutuskan untuk kembali ke Papua dan mencoba menyelesaikan permasalahan ini...


Namun tidak segampang yang dipikirkannya, karena adik bungsunya Alex menentang semua pemikiran modern dari Michael. Perang! Itu jalan satu-satunya bagi Alex untuk membalas kematian Blasius.

Orang dewasa bisa saja bertikai, namun tidak bagi Mazmur, Thomas dan ketiga sahabatnya, walaupun kampung mereka bermusuhan, ayah Mazmur terbunuh oleh ayah Agnes, tapi mereka tetap berkawan dan berusah mendamaikan kedua kampung ini... Sanggupkah suara anak-anak ini mendamaikan konflik yang semakin memanas? Dan akankah guru yang dinanti datang?

Kode M-TIX : TIMU
Jenis Film : Drama
Produser : Ari Sihasale
Produksi : ALENIA PICTURES
Sutradara : Ari Sihasale


Film 3 Sum

Film Indonesia 3 Sum memang terdengar seperti ‘threesome’, tapi ya memang film ini adalah film keroyokan tiga sutradara yang menampilkan tiga cerita yang berbeda genre, dari mulai thriller, drama dan action. So, apa yang menjadikan film 3SUM patut ditonton oleh anda semua? Tidak lain adalah karena semangat indie yang mereka usung untuk menampilkan sajian alternatif di ranah perfilman Indonesia mainstream yang di dominasi oleh film-film bergenre “main aman”, kenapa saya katakan “main aman”? Karena anda harus lihat sendiri, film-film Indonesia yang laku belakangan ini tidak jauh-jauh dari film adaptasi novel terkenal atau biografi tokoh terkemuka terkenal atau sajian dangkal sisanya yang bermain di genre horor dan komedi amburadul. Ya, maka tidak aneh saya sangat menyambut film-film yang menyajikan sisi hiburan dari sudut pandang alternatif karena saya pribadi adalah seseorang yang menyukai film-film indie, yang mungkin tidak bisa dikonsumsi penonton pada umumnya. Tapi apakah film yang mempunyai semangat indie bisa mendapat tempat di industri perfilman Indonesia yang di dominasi oleh pihak-pihak yang itu-itu saja? Well, film 3SUM mematahkan pendapat tersebut, at least inilah sajian alternatif yang tidak boleh anda lewatkan sebagai penggemar film. So, apakah tiga cerita yang berbeda genre di film 3SUM memuaskan saya

Air Terjun Pengantin Phuket

Film Air Terjun Pengantin Phuket ini menampilkan keindahan pulau Phuket, yang diselingi ketegangan dan penuh action, ini sedikit cerita tentang Film Air Terjun Pengantin Phuket yang sayang klo di lewatkan.

Setelah mengalami musibah yang telah merenggut nyawa tunangannya di Pulau Pengantin, Tiara (Tamara Blezynski) memutuskan untuk menenangkan diri di pantai Phuket, Thailand.

Membuka sebuah bar kecil bersama sahabatnya Lea (Laras Monca), Tiara menyempatkan diri mendalami Thai Boxing sebagai bentuk pelampiasan dendam dan traumanya di masa lampau. Hingga suatu hari sahabat semasa kuliahnya, Alan (Darius Sinathrya) yang masih menyimpan rasa pada Tiara, datang menjenguk dan berniat mengajak Tiara pulang ke Indonesia. Alan datang bersama keponakannya Maureen (Kimberly Ryder), Kenny (Stephan William) dan Aida (Una Putri)

Sebagai tuan rumah yang baik, Lea segera mengatur liburan mereka, dengan mengunjungi pulau-pulau di sekitar Phuket. Ketika kemudian kapal yang mereka tumpangi mogok dan terpaksa mampir di sebuah pulau asing. Tiara sadar, ada sesuatu yang aneh di pulau itu. Tiara merasa masa lalu itu akan terus mengejarnya, ke mana pun dia pergi. Kali ini, Tiara memutuskan tidak akan menghindari. Tapi dia akan menghadapinya!

Film Sang Pialang

Film Sang Pialang berkisah tentang kehidupan lima sekawan yang berprofesi sama sebagai pialang. Karir sebagai pialang adalah karir yang menjanjikan kemapanan dalam hal finansial. Konflik film Sang Pialang bermunculan ketika beberapa dari mereka mencoba keluar dari pakem yang ada dalam bermain saham. Film ini di rilis di bioskop mulai 17 Januari 2013
 
Support : Film drama | Film Kartun | film dewasa
Copyright © 2011. Film Indonesia - Film Barat - Film Baru - All Rights Reserved
Template Created by Film Action Published by Film horor
Proudly powered by Blogger